Apa Sih Hari Kesehatan Mental Sedunia?

 Saat sore tadi di rumah mati lampu dan hanya ada hiburan hape yang masih bisa terkoneksi internet dengan paket data, saya melakukan yang memang selalu saya lakukan secara refleks jika memegang hape (bukan hanya saat mati lampu saja hehehe...) yaitu membuka Instagram. Postingan sahabat saya saat SD yang sekarang menjadi pengajar adalah tentang Kesehatan Mental. Kemudian saat saya membuka feed Instagram Ibu Ibu Doyan Nulis juga tentang Hari Kesehatan Mental Sedunia. Akhirnya saya mencari informasi tentang hari tersebut.

Baru kali ini saya mendengar tentang hari peringatan tersebut. Menurut saya begitu banyak hari peringatan yang sekarang muncul, sampai membuat saya tidak terlalu ingat tentang hari apa yang sedang diperingati saat ini. Termasuk hari ini tanggal 10 Oktober bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Menurut sumber yang saya baca, sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia pertama kali pada 10 Oktober 1992, yang dimulai sebagai kegiatan tahunan Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH) oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter (https://tirto.id/10-oktober-hari-kesehatan-mental-sedunia-2020-tema-dan-sejarahnya-f5LK). Namun meski sudah sejak tahun 1992, sama seperti saya, banyak orang yang baru bahkan belum mengenak tentang peringatan hari tersebut.

Munculnya peringatan hari tersebut dipicu oleh tinggi angka kematian yang disebabkan oleh kesehatan mental. Kesehatan mental bisa timbul bukan hanya pada orang yang terlihat sakit secara fisik. Lebih sulitnya justru gangguan kesehatan mental bisa terjadi pada orang yang tampak sehat secara fisik dan normal secara perilaku. Namun adanya potensi gangguan kesehatan mental dapat menyebabkan perubahan perilaku yang bahkan dapat berakibat ekstrem.

Tahun ini peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia bertema Investasi Kesehatan Mental, dan diperingati saat terjadi pandemi Covid-19 di seluruh dunia. Terjadinya pandemi ini telah memberikan dampak yang luar biasa pada seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bahkan menuntut manusia untuk merubah perilakunya menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. 

Dampak yang terjadi akibat pandemi ini seperti mata rantai yang saling berkaitan. Kebijakan kuntara di lokal tertentu, ataupun PSBB, yang sama-sama membatasi pergerakan manusia menyebabkan kegiatan ekonomi juga jalan di tempat, bahkan cenderung menurun. Akibatnya terjadi PHK, yang tentunya semakin menurunkan kemampuan ekonomi masyarakat. Ekononi sebagai penggerak kehidupan manusia tentunya berdampak pada jiwa atau mental manusia. Oleh karena itu dirasa penting artinya investasi pada kesehatan mental, bagaimana agar manusia memiliki ketangguhan mental dalam menghadapi permasalahan.

  

Comments

Popular posts from this blog

Dialog di suatu sore (16 Mei 2017)

Galau

Mimpi Jadi Penulis