Posts

Showing posts from 2017

Proses untuk yang Pertama

Menjadi nomor 1 bukan hal yang mudah. Menjadi dan mewujudkan yang pertama sama juga bukan hal yang mudah. Kenapa? Karena yang pertama pasti belum punya pengalaman, masih meraba, masih butuh bantuan, butuh tuntunan. Sama dengan prosesku menyusun sebuah tulisan fiksi ini. Sebenarnya bukan fiksi pertamaku, namun ini adalah sebuah wujud obsesiku. Tertatih aku mewujudkannya disela kesibukanku. Membagun mood untuk mulai menulis, hang, trus cari ilmu tambahan, referensi, nulis lagi. Sebuah proses untuk mewujudkan kelahiran yang pertama ini sungguh butuh motivasi yang kuat sangat kuat. Jangan menyerah ya...harus terwujud.

Celebration of Love by Air Supply

Image
Kali pertama nonton konser pada usia sekarang...ya yang ditonton sesuai usia lah. Kebetulan ada konser Air Supply yang lagu-lagu romantisnya pernah mengisi hari-hari (cie...cie...) saat di kamar kos sambil belajar dulu. Waktu kuliah lagu new releasenya saat itu Goodbye ngehits banget. Masih di jaman yang sama, saat itu yang ada masih model kaset pita, dan semua pasti orisinil, nggak ada bajakan untuk album grup band satu ini (yang aku tau sih). Kaset pita untuk lagu barat lebih mahal daripada lagu Indonesia, jadi karena pengen banget punya koleksinya ya nabunglah dari jatah uang bulanan. Setelah akhir bulan ada sisa baru deh bisa beli kaset ini. Tapi sekarang nggak tau kemana ya kaset ini, setelah pindah waktu lulus kuliah, trus pindah ke rumah mertua (sementara), pindah lagi ke rumah kontrakan, dan akhirnya alhamdulillah bisa pindah ke rumah sendiri (2 kali). Mana sekarang kan nggak model lagi kaset pita, jadi ya nggak bisalah nyetel kaset itu meskipun ada barangnya, kecuali tin

Mimpi Jadi Penulis

Judul yang sederhana sesederhana mimpiku saat ini (sebenarnya sudah lama sih). Namun sederhananya mimpi ini ternyata tidak sederhana dalam proses mewujudkannya. Butuh niat yang kuat, kemauan, menjaga motivasi. Dari berbagai riset (hanya istilahku saja) dengan membaca berbagai karya baik novel maupun cerpen, juga membuka blog para penulis aku belajar banyak hal. Dan saat ini aku sudah memulai proses menulis yang mudah2an memberikan hasil yang memuaskan...minimal buatku (senyum sendiri). Ini dia tahapanku menulis edisi perdana yang formula dan triknya kususun sesuai akal dan logikaku dan...sedikit hasil riset tentang teori menulis (maaf kalau ternyata tidak sesuai teori ya) 1. Awalnya aku mulai dengan mengalir saja ide dan kalimat yang ada di kepalaku coba kutuangkan ke dalam tulisan 2. Mulai sadar kalau butuh kerangka supaya ada alurnya 3. Kerangka yang kubuatpun ternyata beberapa kali mengalami perubahan supaya jalan cerita lebih logis dan mengalir secara alami 4. Kembali meny

Dialog di suatu sore (16 Mei 2017)

"Dik, kamu apa sudah mantap mau ambil akuntansi atau STAN?" "Nggak tau.." jawaban yang singkat namun menjelaskan banyak hal bahwa dia belum mantap, dia juga belum yakin dengan pilihannya, bahkan juga masih bingung Apa pertanyaanku terlalu dini untuk menentukan tujuan studi selanjutnya? (Mengingat dia masih kelas 10 SMA) Kurasa pertanyaanku memang dini untuk diajukan tapi aku yakin itu penting untuk membangun motivasi dan visi untuk masa depannya. Tidak ada kata terlalu dini untuk menyadari dan membangun visi masa depan seorang anak. Visi yang terbangun akan melecut dan menguatkan motivasi untuk mencapainya Realistis dengan kemampuan? Tentu penting tapi juga yang tidak kalah penting adalah kemauan dan tekad kuat. Dan itu bisa dipacu oleh visi. Coba camkan seorang yang punga kemampuan tapi kurang kemauan akan sulit mencapai visinya. Sebaliknya sekalipun kemampuan kurang namun dengan kuatnya kemauan maka visi akan dapat tercapai sekalipun dengan kerja keras.

Mudah buat kita (Apakah mudah bagi anak?)

Image
Sambil buka FB, hanya baca sana sini, lihat gambar sana sini. Karena memang saya nggak hobi update status pribadi kecuali update status FB yang buat online shop. Baca sebuah status FB yang sharing tentang membentak anak dan kemudian menyesalinya, saya teringat salah satu benang merah dari seminar psikologi anak (postingan terdahulu) yang terlewat. "Saat memarahi anak karena kesulitannya melakukan sesuatu atau kegagalannya melakukan sesuatu, posisikanlah kita pada usia dia. Karena sesuatu yang menurut kita mudah belum tentu mudah bagi anak kita karena usia kita jauh berbeda".

Kapan Saat yang Tepat? (Berbicara dengan anak)

Image
Pada postingan sebelum ini saya membahas tentang soal ngomel dengan anak karena anak. Pengalaman pribadi nih...dan saya rasa banyak juga bunda2 yang juga punya kebiasaan sama, jadi memang trade mark seorang ibu yang nota bene wanita adalah kekuatan pada mulut alias bawel bin cerewet. Nah ini ilmu yang saya dapat saat mengikuti seminar tentang psikologi anak. Seminar gratis yang saya dapat infonya dari radio paling populer di Surabaya (coba dicari pasti ketemu). Pembicaranya adalah Dedy Susanto yang banyak mengeluarkan buku tentang Pemulihan Jiwa. Jadi saya ingin berbagi ilmu yang saya dapat dari seminar tersebut.

Masih tentang ABG baru

Hari Sabtu kemarin tanggal 7 Januari 2017 aku menghadiri acara parenting yang diselenggarakan sekolah Bagas...si ABG baru yang jadi tokoh dalam cerita ABG baru (jilid 2). Kebetulan? Kurasa tidak...karena memang masa baru masuk SMA atau usia 15-17 tahun adalah masa peralihan dari remaja ke dewasa. Jadi sebenarnya masalah perubahan sikap yang terjadi pada Bagas yang aku alami sekarang juga dialami oleh banyak orang tua senasib☺. Pengalaman bagaimana bersikap menghadapi ABG pada Nandha, putra pertama kami masih kami terapkan kembali pada Bagas namun tentu tidak sama persis. Pada Nandha dengan sifatnya yang lebih tenang, kami bisa menghadapi dengan pendekatan yang lebih "kalem" juga. Sekalipun pada masa peralihan, Nandha tidak menunjukkan sikap yang ingin memberontak. Pada Bagas beda lagi. Dengan sifatnya yang lebih grasa grusu, dia lebih responsif. Jadi kami harus ekstra sabar, namun ada kalanya disaat tertentu harus tegas dan sedikit memaksa. Lha kok jadi cerita tent